masukkan script iklan disini
Infotorial DPRD Siak
SIAK - Kesetaraan gender menjadi langkah nyata terbukanya peluang bagi perempuan untuk mendapatkan kesempatan dan peluang yang sama dalam hal apa saja. Saat ini, tidak ada lagi batasan bagi perempuan untuk mendapatkan haknya sebagai kepala negara, kepala daerah, ketua DPR, DPRD, pimpinan perusahaan, menteri dan lainnya.
Demikian dikatakan Ketua DPRD Siak Indra Gunawan yang karib disapa Ngah Indra atau Ngah Ige. Di Hari Kartini yang jatuh pada 21 April, disebutkan Ketua Indra Gunawan menjadi momentum untuk bangkitnya perempuan-perempuan Indonesia, mendobrak penghalang, bangkit menjadi perempuan yang kuat, baik sebagai ibu, istri maupun anak.
Meski semua ada batasan, semua ada aturan yang mesti diperhatikan dan dilaksanakan, jangan sampai tertindas atau sebaliknya jangan pula menindas.
Sebagai istri berperanlah menjadi istri yang bijaksana, membawa ketentraman di rumah, baik bagi suami, maupun terhadap anak- anak. “Menjadi penyejuk bagi suami, menjadi cahaya bagi anak-anak di rumah,” ucap Indra Gunawan.
Sementara perempuan sebagai ibu, ibu adalah madrasah atau sekolah pertama bagi anak-anaknya. Ibu yang mengajarkan banyak hal bagi buah hatinya. Bahkan sampai anak dewasa, peran ibu tak pernah lepas dari anak-anaknya.
Dan ibu menjadi cahaya bagi setiap anak, bahkan dalam Hadis “Surga di Telapak Kaki Ibu”. Demikian Islam memuliakan seorang ibu.
Perempuan dalam dunia kerja juga tak diragukan kemampuannya, untuk di Kabupaten Siak ini, sejumlah perempuan menjadi kepala OPD, kepala rumah sakit dan itu sangat membanggakan.
Meski di satu sisi, ada juga perempuan-perempuan yang menjadi tulang punggung keluarga, menjadi petugas kebersihan, pedagang di pasar, satpam, bahkan menjadi juru parkir.
Seperti Suparni (52), dia menjadi petugas kebersihan dengan gaji Rp1,6 juta untuk menghidupi anaknya. “Suami saya meninggal empat tahun lalu, sejak itu saya menggantikan posisinya. Untung saja putra saya sudah selesai kuliah, dan kini honorer di Dinas Pendidikan,” kata Suparni.
Disebutkan Suparni, banyak perempuan-perempuan menjadi petugas kebersihan seperti dirinya, mulai bekerja pukul 07.30 WIB sampai pukul 12.00 WIB.
“Kami menyapu jalan dan membersihkan taman, tanpa meninggalkan kewajiban dan peran kami sebagai ibu di rumah,” ucap Suparni.
Hal yang tak jauh beda dikatakan Zoya, pedagang di Pasar Raya Belantik. Subuh dia sudah berada di pasar, karena anak mesti sekolah dan pendidikan mahal
“Saya dan suami mesti bekerja keras untuk masa depan kami dan anak-anak lebih baik,” ucap Zoya.
Zoya mengaku tak meninggalnya perannya, baik sebagai istri maupun sebagai ibu. Bahkan dia tetap memasak dan mencuci pakaian, kecuali jika putrinya yang kini kuliah berada di rumah. Aktivitas itu digantikan putrinya, sehingga dia lebih lapang.
Artinya, disebutkan Ketua Indra Gunawan, dari cerita dua perempuan di atas, perempuan benar-benar menjadi inspirasi tak hanya bagi kaumnya tapi bagi semua orang.(infotorial DPRD Siak)