Iklan

Mobile recent

Kang Dedi Mulyadi: Keteladanan yang Membuka Mata, Seruan dari Riau untuk Para Pemimpin Negeri

Metronews1
Kamis, 10 April 2025, April 10, 2025 WIB Last Updated 2025-04-10T05:20:02Z
masukkan script iklan disini
masukkan script iklan disini

 


Pekanbaru, metronews1.com – Di tengah derasnya arus informasi dan riuh rendah politik kekuasaan, satu nama kembali hadir menggetarkan hati banyak orang: Kang Dedi Mulyadi. Sosok mantan Bupati Purwakarta dan mantan anggota DPR RI ini tak henti-hentinya menunjukkan wajah lain dari kepemimpinan bukan di balik meja dan podium, melainkan di lorong-lorong kehidupan rakyat jelata.


Lewat berbagai video yang viral di media sosial, Kang Dedi terlihat menyusuri gang sempit, menemui warga yang kesusahan, memeluk anak-anak yang ditinggal orang tuanya, bahkan memandikan lansia yang terlantar. Aksi-aksinya yang sederhana namun penuh makna itu telah membangkitkan empati, bukan hanya dari warga yang ditolongnya secara langsung, tetapi juga dari jutaan netizen yang menontonnya.


Di Pekanbaru, aksi kemanusiaan Kang Dedi ini menjadi sorotan khusus. Ketua Forum Pemimpin Redaksi (FPR) Riau, Rahmat Handayani, angkat suara dan menyerukan agar seluruh kepala daerah di Indonesia meneladani cara kerja Kang Dedi yang langsung hadir dan menyelesaikan masalah masyarakat tanpa basa-basi.


“Ini bukan soal pencitraan. Ini soal keberanian untuk hadir dan peduli. Kang Dedi menyelesaikan masalah dengan solusi, bukan dengan menambah rumit persoalan. Kita butuh lebih banyak pemimpin seperti itu,” ujar Rahmat dalam wawancara khusus bersama tim redaksi, Kamis (10/4).


Menurutnya, KDM sapaan akrab Kang Dediadalah gambaran konkret dari kepemimpinan yang membumi. Ia tidak sekadar memberikan bantuan, tetapi menyentuh sisi kemanusiaan yang paling dalam. “Banyak yang menangis melihat videonya, bukan karena sedih saja, tapi karena kita merasa tersentuh oleh keikhlasan yang jarang kita lihat dari seorang pejabat publik,” katanya.


Rahmat juga menyinggung bagaimana sebagian besar pejabat saat ini masih terlalu sibuk dengan urusan protokoler dan pencitraan, hingga lupa bagaimana rasanya duduk bersama rakyat kecil yang benar-benar membutuhkan.


“Kalau kepala daerah hanya melihat laporan dari balik meja, mereka tidak akan pernah benar-benar mengerti bagaimana susahnya hidup warga di pinggiran kota, di desa-desa terpencil. Tapi Kang Dedi datang langsung. Ia melihat dengan mata kepala sendiri. Ia tidak membawa rombongan besar, tapi membawa hati yang besar,” tambahnya.


Seruan dari Riau ini menjadi pengingat penting bagi seluruh kepala daerah, termasuk para calon pemimpin yang akan berlaga di Pilkada mendatang. Masyarakat kini semakin cerdas menilai, mereka bisa membedakan mana pemimpin yang benar-benar peduli dan mana yang hanya ingin menang.


“Kepemimpinan bukan soal gaya bicara, tapi seberapa banyak air mata rakyat yang bisa kita seka. Kang Dedi telah memberi contoh, tinggal kita, apakah mau mengikuti atau tetap berpura-pura tidak tahu,” pungkas Rahmat.


Di tengah ketidakpastian dan banyaknya keluhan rakyat, kisah Kang Dedi Mulyadi menjadi oase. Bukan hanya karena ia membantu, tetapi karena ia hadir. Dalam diam, banyak hati yang berdoa: semoga negeri ini melahirkan lebih banyak pemimpin seperti Kang Dedi yang tidak sekadar menjabat, tapi mengabdi.(*)



Komentar

Tampilkan

Terkini