Iklan

Mobile recent

PSU Tiga TPS. Warga Jayapura Dan Buantan Besar Sebagian Mengaku Engan Datang Ke TPS. Warga Mengaku Tidak Mau Mencoblos Dua Kali.

Metronews1
Rabu, 05 Maret 2025, Maret 05, 2025 WIB Last Updated 2025-03-05T10:13:46Z
masukkan script iklan disini
masukkan script iklan disini




Metronews1- Sejumlah Warga Jayapura,Kecamatan Bungaraya mengaku Engan datang Ke TPS untuk Mencoblos Ulang,karena mereka pada Pemilu tanggal 27 kemarin  mengaku sudah memberikan Hak suaranya ke TPS 03 tersebut.

Tidak hanya Warga Jayapura,Warga Buantan Besar,Kecamatan Siak,juga Engan datang ke TPS untuk Mencoblos ulang 

Kami kemarin sudah mencoblos,kenapa di suruh coblos lagi,apa masalahnya,kami dari masyarakat tidak ada buat curang . Kata salah seorang warga Buantan besar kepada media yang tidak mau di sebut namannya.

Menurutnya,surah aja warga yang tidak memilih pada tanggal 27 lalu itu, mereka memilih Bupati dan  wakil Bupati Siak.kenapa kami sudah mencoblos di suruh memilih lagi,kami tidak maulah.kata dia kepada wartawan Rabu.

Pantauan wartawan di lapangan,Dugaan politik uang dalam  pemilihan Ulang Bupati Siak  bisa berdampak besar pada partisipasi pemilih dan kepercayaan masyarakat terhadap proses demokrasi. 

Jika benar ada pembagian uang melalui aplikasi Dana hingga Rp 1 juta per warga, maka ini merupakan bentuk pelanggaran serius dalam pemilu .

Isu yang di dapat  awak media   di lapangan menjelang PSU di adakan, beredar adanya isu di masyarakat sebagian  warga  enggan untuk datang  ke TPS memilih . 

Karna merasa kecewa, di duga adanya warga  mendapatkan bagian dari informasi tersebut dan ada juga warga yang menilainya  tidak perlu pemilihan ulang karena mereka sudah memilih sebelumnya.

Isu yang terjadi ini  beredar di Kampung Jaya Pura jelang  PSU nanti pada tanggal 22 Maret  , di Kecamatan Bungaraya,Rabu 5/3/2025

" Malas lah datang ke TPS orang dapat saya tak dapat lebih baik dirumah atau  ke sawah " ujar salah warga yg tak menyebutkan namanya   

Jika dugaan ini benar, lembaga pengawas pemilu seperti Bawaslu harus segera turun tangan untuk mengusut kasus ini. 

Politik uang yang  merusak demokrasi karena membuat pemilih bukan berdasarkan visi dan misi calon, melainkan karena iming-iming materi.(Komar)
Komentar

Tampilkan

Terkini